Sebuah
tarian masal masyarakat pulau sabu, pulau kedua terselatan di
nusantara. Tarian ini merupakan tarian kegembiraan setelah panen, sambil
berpelukan selang seling antara pria dan wanita, mereka akan membentuk
lingkaran ibarat sebuah cincin yang tak berujung, menggambarkan
kegembiraan bersama dengan tidak membedakan antara pria dengan wanita
dalam kehidupan bersama. Bersama dalam susah mapun
dalam senang. Kehidupan yang menjunjung tinggi nilai persatuan dan
kesatuan, dalam membangun kehidupan brmasyarakat trutama di dalam negara
kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai.
Gerakan kaki
para penari mengikuti irama lagu yang di lantunkan seorang penyanyi
(mone pedjjo) sambil bergerak bersama mengitari arah berlawanan jarum
jam, Mengisyaratkan kepada kita bahwa dalam kehidupan bersama tentu ada
pemimpin sebagai penganyom dan pembimbing yang hrs di ikuti setiap kita.
Sebuah tatanan sosial akan baik jika di atur secara bersma oleh seorang
pemimpin.
Sentakan kaki para penari yang menimbulkan bunyi
dari alat musik yang terikat di atas telapak kaki setiap penari,
mengingatkan kita akan perjalanan hidup setiap manusia, jika bersama
kita melangkah, dalam irama yang sama, kita akan tiba bersama pada satu
tujuan, tak ada yg akan tertinggal, bersama kita bisa.
Alat
musik yang terbuat dari anyaman lontar berbentuk kubus persegi empat
seperti ketupat yang dalamnya di isi degan biji kacang hijau secukupnya,
dan ada pula yang di buat dari 'haik' kecil (wadah timba dari daun
lontar) dan atasannya ditutup dengan mayang pohon bambu. Memberi catatan
bagi kita bahwa walaupun senar-senar kehidupan setiap kita berbeda,
bunyipun berbeda namun simphoni kehidupan ini akan indah, jika di iringi
musik kehidupan yang romantis, dengan menggunakan nada etika dan moral.
Demikian mosaik pedoa tarian tradisional masyarakat pulau
sabu, sebuah pulau terpencil yang merupakan mutiara dari sebuah untaian
kalung nusantara terkadang dilupakan bahkan masih banyak yang belum
mengenalnya.
— bersama .
Sebuah
tarian masal masyarakat pulau sabu, pulau kedua terselatan di
nusantara. Tarian ini merupakan tarian kegembiraan setelah panen, sambil
berpelukan selang seling antara pria dan wanita, mereka akan membentuk
lingkaran ibarat sebuah cincin yang tak berujung, menggambarkan
kegembiraan bersama dengan tidak membedakan antara pria dengan wanita
dalam kehidupan bersama. Bersama dalam susah mapun
dalam senang. Kehidupan yang menjunjung tinggi nilai persatuan dan
kesatuan, dalam membangun kehidupan brmasyarakat trutama di dalam negara
kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai.
Gerakan kaki para penari mengikuti irama lagu yang di lantunkan seorang penyanyi (mone pedjjo) sambil bergerak bersama mengitari arah berlawanan jarum jam, Mengisyaratkan kepada kita bahwa dalam kehidupan bersama tentu ada pemimpin sebagai penganyom dan pembimbing yang hrs di ikuti setiap kita. Sebuah tatanan sosial akan baik jika di atur secara bersma oleh seorang pemimpin.
Sentakan kaki para penari yang menimbulkan bunyi dari alat musik yang terikat di atas telapak kaki setiap penari, mengingatkan kita akan perjalanan hidup setiap manusia, jika bersama kita melangkah, dalam irama yang sama, kita akan tiba bersama pada satu tujuan, tak ada yg akan tertinggal, bersama kita bisa.
Alat musik yang terbuat dari anyaman lontar berbentuk kubus persegi empat seperti ketupat yang dalamnya di isi degan biji kacang hijau secukupnya, dan ada pula yang di buat dari 'haik' kecil (wadah timba dari daun lontar) dan atasannya ditutup dengan mayang pohon bambu. Memberi catatan bagi kita bahwa walaupun senar-senar kehidupan setiap kita berbeda, bunyipun berbeda namun simphoni kehidupan ini akan indah, jika di iringi musik kehidupan yang romantis, dengan menggunakan nada etika dan moral.
Demikian mosaik pedoa tarian tradisional masyarakat pulau sabu, sebuah pulau terpencil yang merupakan mutiara dari sebuah untaian kalung nusantara terkadang dilupakan bahkan masih banyak yang belum mengenalnya.
— bersama .Gerakan kaki para penari mengikuti irama lagu yang di lantunkan seorang penyanyi (mone pedjjo) sambil bergerak bersama mengitari arah berlawanan jarum jam, Mengisyaratkan kepada kita bahwa dalam kehidupan bersama tentu ada pemimpin sebagai penganyom dan pembimbing yang hrs di ikuti setiap kita. Sebuah tatanan sosial akan baik jika di atur secara bersma oleh seorang pemimpin.
Sentakan kaki para penari yang menimbulkan bunyi dari alat musik yang terikat di atas telapak kaki setiap penari, mengingatkan kita akan perjalanan hidup setiap manusia, jika bersama kita melangkah, dalam irama yang sama, kita akan tiba bersama pada satu tujuan, tak ada yg akan tertinggal, bersama kita bisa.
Alat musik yang terbuat dari anyaman lontar berbentuk kubus persegi empat seperti ketupat yang dalamnya di isi degan biji kacang hijau secukupnya, dan ada pula yang di buat dari 'haik' kecil (wadah timba dari daun lontar) dan atasannya ditutup dengan mayang pohon bambu. Memberi catatan bagi kita bahwa walaupun senar-senar kehidupan setiap kita berbeda, bunyipun berbeda namun simphoni kehidupan ini akan indah, jika di iringi musik kehidupan yang romantis, dengan menggunakan nada etika dan moral.
Demikian mosaik pedoa tarian tradisional masyarakat pulau sabu, sebuah pulau terpencil yang merupakan mutiara dari sebuah untaian kalung nusantara terkadang dilupakan bahkan masih banyak yang belum mengenalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar