Di
Sabu dan Raijua biasanya rumah didirikan atas 8 tiang. Tiang-tiang di
tanam dalam tanah ataupun hanya didirikan di atas batu. Pada tiap-tiap
batu dimana akan didirikan tiang, mau itu di tanam dalam tanah ataupun
hanya berdiri di atas batu, ditaruh kapas sambil mengao (ucapkan do’a)
minta kepada Deo untuk keselamatan dan kebaikan.
Sesudah itu tiang-tiang
didirikan, sampai kepada hendak memasang lata-lata maka terlebih dahulu
kepada orang-orang yang bekerja di beri makan gula di campuri kacang
hijau mentah, tetapi hanya dua orang yang diberi makan, yaitu seorang
yang berdiri pada sebelah timur dan seorang yang berdiri pada sebelah
barat. Sementara rumah ditutup atapnya disembelih hewan dan
telinga-telinga hewan diikat pada tiap-tiap tiang. Atap boleh ditutup
sampai lebih dari dua hari.
Sesudah rumah ditutup maka
disembelih seekor ayam untuk memberikan nama kepada rumah sambil mengao.
Untuk rumah dipergunakan nama “kale mengi” artinya keuntungan dan
kebahagiaan dalam segala-galanya.
Satu rumah terbagi atas dua
ruangan yaitu ruang duru dan ruang wui. Dua tiang merupakan tiang utama,
yaitu tiang duru dan tiang wui. Tiang-tiang utama ini di sebut terru
sedangkan tiang-tiang yang lain di sebut gerri ae. Pada bagian muka
tiap-tiap ruangan ada pintu dan bale-bale untuk menerima tamu ada di
bagian mukanya.
Dapur terdapat dibagian belakang terru wui, di
dalam ruang wui. Pintu loteng (demmu) terdapat di ruang wui bagian
depan. Orang laki-laki dan suami sendiripun tidak boleh naik ke atas
demmu atau loteng tersebut. Begitu juga kamar wui hanya untuk wanita dan
gadis-gadis dan sebaliknya kamar duru hanya untuk laki-laki. Jika ada
sesuatu persembahan atau permintaan yang bersangkut paut kusus dengan
anggota keluarga yang wanita atau gadis maka akan di adakan di terru wui
sedangkan jika untuk seluruh keluarga maka akan di adakan di terru
duru.
Di
Sabu dan Raijua biasanya rumah didirikan atas 8 tiang. Tiang-tiang di
tanam dalam tanah ataupun hanya didirikan di atas batu. Pada tiap-tiap
batu dimana akan didirikan tiang, mau itu di tanam dalam tanah ataupun
hanya berdiri di atas batu, ditaruh kapas sambil mengao (ucapkan do’a)
minta kepada Deo untuk keselamatan dan kebaikan.
Sesudah itu tiang-tiang didirikan, sampai kepada hendak memasang lata-lata maka terlebih dahulu kepada orang-orang yang bekerja di beri makan gula di campuri kacang hijau mentah, tetapi hanya dua orang yang diberi makan, yaitu seorang yang berdiri pada sebelah timur dan seorang yang berdiri pada sebelah barat. Sementara rumah ditutup atapnya disembelih hewan dan telinga-telinga hewan diikat pada tiap-tiap tiang. Atap boleh ditutup sampai lebih dari dua hari.
Sesudah rumah ditutup maka disembelih seekor ayam untuk memberikan nama kepada rumah sambil mengao. Untuk rumah dipergunakan nama “kale mengi” artinya keuntungan dan kebahagiaan dalam segala-galanya.
Satu rumah terbagi atas dua ruangan yaitu ruang duru dan ruang wui. Dua tiang merupakan tiang utama, yaitu tiang duru dan tiang wui. Tiang-tiang utama ini di sebut terru sedangkan tiang-tiang yang lain di sebut gerri ae. Pada bagian muka tiap-tiap ruangan ada pintu dan bale-bale untuk menerima tamu ada di bagian mukanya.
Dapur terdapat dibagian belakang terru wui, di dalam ruang wui. Pintu loteng (demmu) terdapat di ruang wui bagian depan. Orang laki-laki dan suami sendiripun tidak boleh naik ke atas demmu atau loteng tersebut. Begitu juga kamar wui hanya untuk wanita dan gadis-gadis dan sebaliknya kamar duru hanya untuk laki-laki. Jika ada sesuatu persembahan atau permintaan yang bersangkut paut kusus dengan anggota keluarga yang wanita atau gadis maka akan di adakan di terru wui sedangkan jika untuk seluruh keluarga maka akan di adakan di terru duru.
Sesudah itu tiang-tiang didirikan, sampai kepada hendak memasang lata-lata maka terlebih dahulu kepada orang-orang yang bekerja di beri makan gula di campuri kacang hijau mentah, tetapi hanya dua orang yang diberi makan, yaitu seorang yang berdiri pada sebelah timur dan seorang yang berdiri pada sebelah barat. Sementara rumah ditutup atapnya disembelih hewan dan telinga-telinga hewan diikat pada tiap-tiap tiang. Atap boleh ditutup sampai lebih dari dua hari.
Sesudah rumah ditutup maka disembelih seekor ayam untuk memberikan nama kepada rumah sambil mengao. Untuk rumah dipergunakan nama “kale mengi” artinya keuntungan dan kebahagiaan dalam segala-galanya.
Satu rumah terbagi atas dua ruangan yaitu ruang duru dan ruang wui. Dua tiang merupakan tiang utama, yaitu tiang duru dan tiang wui. Tiang-tiang utama ini di sebut terru sedangkan tiang-tiang yang lain di sebut gerri ae. Pada bagian muka tiap-tiap ruangan ada pintu dan bale-bale untuk menerima tamu ada di bagian mukanya.
Dapur terdapat dibagian belakang terru wui, di dalam ruang wui. Pintu loteng (demmu) terdapat di ruang wui bagian depan. Orang laki-laki dan suami sendiripun tidak boleh naik ke atas demmu atau loteng tersebut. Begitu juga kamar wui hanya untuk wanita dan gadis-gadis dan sebaliknya kamar duru hanya untuk laki-laki. Jika ada sesuatu persembahan atau permintaan yang bersangkut paut kusus dengan anggota keluarga yang wanita atau gadis maka akan di adakan di terru wui sedangkan jika untuk seluruh keluarga maka akan di adakan di terru duru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar